Wednesday 30 March 2011

SERTIFIKAT BEBAS RADIASI NUKLIR PRODUK JEPANG

JAKARTA - Ketua Himpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Krishnadi, menyatakan ada sejenis sertifikasi untuk penerimaan bahan makanan yang berasal dari Jepang. Adapun sertifikasi tersebut sebagai tanda bahwa makanan atau bahan makanan yang berasal dari Jepang bebas dari radiasi.

"Ada sertifikasi. Pemerintah meminta bantuan badan tenaga atom untuk memeriksa, sehingga kalau sudah ada seperti itu, aman. Diberi tanda jika bahan makanan itu bebas dari radiasi,"
Salah satu hal yang dilakukan oleh para pengusaha makanan tersebut dalam menjaga kualitas bahan makanannya adalah memastikan bahan makanannya bebas radiasi. Dengan cara memerhatikan tanda anti-radiasi tersebut.

"Kita make sure. Bahwa saat ambil barang dari Jepang, saat barang datang ada tanda anti-radiasi," jelasnya.

Terakhir dirinya menyatakan, jika memang masih takut dan merasa was-was akan bahaya radiasi tersebut, ada baiknya untuk sementara tidak mengonsumsi makanan tersebut.

"Kalau tidak sreg jangan konsumsi. Tapi yang mulai was-was itu kelompok tua. Kalau kita lihat kelompok yang muda sepertinya tidak terpengaruh dengan hal itu," pungkasnya.

Sebagai informasi, Kementerian Pertanian (Kementan) sedang membahas rancangan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) yang mengatur tentang pengawasan pemasukan pangan segar asal tumbuhan (PSAT) dan pangan segar asal hewan dari Jepang.

Kebijakan ini dibuat untuk mengantisipasi cemaran radiasi yang terbawa di produk pertanian asal Jepang pascakebocoran reaktor nuklir Fukushima.

Instansi yang dimaksud adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dan Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian



Para pengusaha makanan Jepang (hotelier) mulai menghindari bahan makanan impor dari Jepang, khususnya ikan yang didatangkan langsung dari Jepang.

Hal tersebut disebabkan oleh radioaktif yang mengandung zat iodine tingkat tinggi terus bocor dari kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang. Diperkirakan kebocoran radiasi mulai menyebar jauh ke sebelah utara laut Jepang dari PLTN Fukushima.

"Mereka hotelier mulai was-was, mereka coba menghindari impor ikan dari Jepang," ungkap Ketua Himpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Bp 
Krishna
Dijelaskannya, ada jenis ikan yang spesifik yang khusus didatangkan dari Jepang. Yang mana ikan-ikan tersebut hanya terdapat diperairan Fukuya. Untuk ikan jenis itu, Krishnadi menyatakan tidak akan memaksa untuk mengambil ikan-ikan tersebut.

"Banyak ikan yang spesifik dan berasal dari perairan terdapat diperairan Fukuya seperti ikan Sisamo dan Hamachi. Kalau untuk ikan yang seperti itu, mereka tidak akan nekat untuk mengambil. Tapi kalau untuk salmon kan banyak, kita alihkan ambilnya dari perairan utara Norwegia," jelasnya.

Terakhir, dijelaskannya, dengan adanya pemberitaan tersebut, dirinya menyatakan jika ada pengaruh dari hasil penjualan makanan Jepang tersebut. Namun dirinya belum bisa memastikan sampai sejauh mana. "Pasti mempengaruhi dari penjualan," pungkasnya.(ade)

No comments: